Terkuak! Wanita yang Dilaporkan ke Polres Pasuruan Angkat Bicara, Ini Faktanya

Pasuruan,sudutpandangrakyat.com-Ilmiatun Nafia (33), seo­rang wani­ta yang sebe­lum­nya dila­pork­an ke Polres­ta Pasu­ru­an, akhir­nya ang­kat bica­ra ter­ka­it per­is­ti­wa yang menim­pa diri­nya sela­ma dua tahun ter­a­khir. Kepa­da awak media Beri­ta Ista­na Nega­ra, Ilmi­a­tun meng­ung­kapk­an kro­no­lo­gi keja­di­an yang menu­rut­nya telah men­ce­mark­an nama baik dan meru­sak kehi­du­pan­nya, baik seca­ra pri­ba­di mau­pun pro­fe­sio­nal.

Kisah ini ber­mu­la seki­tar 26 Okto­ber 2023, saat diri­nya ber­ga­bung dengan sebu­ah media. Kala itu, ia turut ser­ta dalam sebu­ah kegi­at­an per­te­mu­an anta­ra Pemim­pin Redak­si dan Kepa­la Biro pada 29 Novem­ber 2023, yang ber­lang­sung di kawas­an Kedung­kan­dang, Kota Malang, Jawa Timur.

Usai kegi­at­an, Ilmi­a­tun meng­a­ku men­da­patk­an per­la­ku­an tak pan­tas dari bebe­ra­pa rek­an pria. Ia menye­but tiga nama: Halim, Yazid, dan Kacong. “Saya dibe­lokk­an ke sebu­ah vila di dae­rah Pan­da­an seki­tar pukul 3 sore. Di dalam vila itu, saya tidak dia­pa-apak­an, tapi Halim sem­pat men­ci­um pipi saya diam-diam dan ber­bi­sik kata­nya sudah sele­sai uru­san­nya dengan Yazid,” ung­kap­nya.

Menu­rut penga­ku­an­nya, Yazid hanya kara­o­ke­an, sedangk­an Kacong mem­ba­wa seo­rang wani­ta ke kamar. Saat itu, Ilmi­a­tun sem­pat meng­a­jak pulang, namun dito­lak kare­na rek­an-rekan­nya masih menung­gu Kacong. Ia juga sem­pat meng­hu­bu­ngi teman­nya dan redak­si, namun tak ada tang­gap­an kare­na nomor hand­pho­ne teman­nya tidak aktif. Ilmi­a­tun akhir­nya pulang malam hari seki­tar pukul 21.00 WIB, tetap satu mobil dengan keti­ga­nya.

Namun sesam­pa­i­nya di rumah, Halim kem­ba­li meng­hu­bu­ngi­nya mela­lui pes­an dan meng­a­jak­nya kem­ba­li ke vila. Ajak­an itu dito­lak oleh Ilmi­a­tun. “Sejak saat itu, Halim seper­ti kece­wa kare­na saya men­ja­uh. Mung­kin dia sakit hati kare­na cin­ta­nya saya tolak,” ujar­nya.

Sete­lah per­is­ti­wa ter­se­but, Ilmi­a­tun meng­a­ku sem­pat ter­li­bat dalam liput­an yang ber­u­jung kesa­la­hpa­ham­an di inter­nal redak­si. Aki­bat­nya, ia memu­tusk­an kelu­ar dari media ter­se­but.

“Sejak kelu­ar, saya sering difit­nah tan­pa buk­ti. Sela­ma ini saya memi­lih diam,” ucap­nya dengan nada kece­wa.

Tak hanya itu, Ilmi­a­tun menu­ding Halim terus meng­e­jar dan menye­bark­an ceri­ta buruk ten­tang diri­nya. Ia men­du­ga motif­nya ada­lah den­dam kare­na cin­ta­nya dito­lak.

Sete­lah kelu­ar dari media tem­pat ia ber­na­ung sebe­lum­nya, Ilmi­a­tun ber­ga­bung dengan media baru atas ajak­an teman­nya. Namun, masa­lah kem­ba­li mun­cul saat ia meng­ha­di­ri hajat­an khit­an anak teman­nya.

“Pada 14 Maret 2024, saya dipu­kul di tem­pat umum kare­na kesa­la­hpa­ham­an oleh istri tem­an saya. Keja­di­an­nya di wila­yah Polres­ta Pasu­ru­an,” jelas­nya. Aki­bat insi­den ter­se­but, Ilmi­a­tun mela­por ke Polres­ta Pasu­ru­an.

Lapor­an Dica­but, Damai Tak Ber­tah­an Lama, Bebe­ra­pa hari usai lapor­an dila­yangk­an, ter­la­por Lina Mar­li­na meng­hu­bu­ngi Ilmi­a­tun mela­lui tele­pon dan memin­ta maaf. Sua­mi Lina, Sachu, ber­sa­ma seo­rang ang­go­ta DPRD ber­na­ma H. Rifai juga memin­ta agar lapor­an dica­but.

Menu­rut Ilmi­a­tun, ia men­da­patk­an pes­an inti­mi­da­tif dari Rifai. “Kamu tak ang­gap adik sen­di­ri. Saya jadi orang tengah. Jangan sam­pai kamu jadi bah­an guyon­an,” tulis Rifai dalam pes­an sing­kat­nya.

Sachu, sua­mi Lina, juga meng­i­rimk­an pes­an mela­lui Wha­tsApp pada 18 Maret 2025 pukul 13.09 WIB yang ber­bu­nyi:
“Masa­lah iki q jaluk cle­ar dino iki. Jak­nen kete­mu bojo­ku, ojok dowo-dowo. G ada sang­kut­an, inti­nya di kamu. Ndang diu­rus karo Bun­da. Masa­lah ini cuma kamu sama istri­ku.”

Akhir­nya, pada tang­gal 18 Maret 2025, Ilmi­a­tun memu­tusk­an men­ca­but lapo­ran­nya sete­lah ter­ca­pai kese­pa­kat­an damai anta­ra kedua belah pihak.

Namun, keda­ma­i­an itu tak ber­tah­an lama. Kon­flik kem­ba­li mun­cul di dalam rumah tang­ga Ilmi­a­tun aki­bat ulah Halim. “Sua­mi saya marah besar kare­na Halim meng­i­rim DM ke saya lewat akun Tik­Tok Chal Chun 7675 pada 7 Juli 2024. Isi­nya gam­bar love dan kata-kata ‘miki­rin kamu’,” jelas­nya.

Ilmi­a­tun mene­gask­an bah­wa diri­nya hanya ingin men­da­patk­an kea­dil­an dan tidak ingin nama­nya terus dice­mark­an tan­pa dasar. “Sela­ma ini saya diam, tapi sema­kin saya diam, sema­kin saya diin­jak. Maka dari itu, saya buka semua fak­ta­nya,” tutup­nya.

Semen­ta­ra itu, Pen­tol­an Sambar.id, Dzo­el sb, akhir­nya ang­kat bica­ra ter­ka­it lapor­an ter­ha­dap salah satu war­ta­wan­nya di wila­yah Pasu­ru­an.

Saat dikon­fir­ma­si oleh redak­si media ini, Dzo­el tidak menam­pik ada­nya pro­ses hukum yang tengah ber­jal­an.

“Iya Bang, itu benar. War­ta­w­an saya yang di Pasu­ru­an sedang meng­ha­da­pi lapor­an. Biar­lah pro­ses hukum ber­jal­an seba­gai­ma­na mes­ti­nya,” ujar Dzo­el saat dihu­bu­ngi mela­lui sam­bung­an tele­pon.

Mes­ki demi­ki­an, Dzo­el meng­a­ku her­an dengan banyak­nya pela­por dalam kasus ter­se­but. Ia meni­lai ada kejang­gal­an kare­na satu orang war­ta­wa­ti dila­pork­an oleh puluh­an pihak, pada­hal menu­rut­nya war­ta­wan­nya hanya men­ja­lank­an tugas jur­na­lis­tik seca­ra pro­fe­sio­nal.

“Yang saya herank­an, satu wani­ta bisa dila­pork­an oleh puluh­an orang, pada­hal seca­ra jelas-jelas mere­ka yang salah. Tapi ya mung­kin itu kare­na emo­si sesa­at, kare­na cin­ta­nya tidak ter­sam­pa­ik­an,” ucap­nya sam­bil ter­se­nyum

Dzo­el juga menyam­pa­ik­an bah­wa diri­nya dan pihak yang ber­sang­kut­an ber­a­da dalam satu orga­ni­sa­si pers yang sama, yak­ni Per­sa­tu­an Pewar­ta War­ga Indo­ne­sia (PPWI). Ia menye­but nama Bang War­si­to yang menu­rut­nya lebih paham kon­teks inter­nal orga­ni­sa­si ter­se­but.

“Kebe­tul­an kita ini satu orga­ni­sa­si di PPWI, Bang. Jadi ten­tu Bang War­si­to lebih paham lah,” tam­bah­nya sam­bil ber­can­da.

Menu­tup kete­ra­ngan­nya, Dzo­el menya­tak­an dukung­an penuh ter­ha­dap war­ta­wan­nya yang sedang meng­ha­da­pi kasus ter­se­but. Ia menye­but kebe­ra­ni­an sang war­ta­wa­ti seba­gai buk­ti bah­wa tuli­san­nya diang­gap seri­us dan ber­pe­nga­ruh oleh pihak-pihak ter­ka­it.

“Kami sangat men­du­kung lang­kah tegas war­ta­w­an saya. Dia bera­ni meng­ha­da­pi per­ma­sa­lah­an ini. Arti­nya, tulis­an war­ta­wa­ti saya itu benar-benar diper­tim­bangk­an dan diper­ha­tik­an oleh rek­an-rek­an di sana,” pung­kas­nya.

Semen­ta­ra itu, Ketua DPD LBH Muk­ti Paja­jar­an, Andre­as Wuis­an, S.E., S.H., M.H., mene­gask­an pihak­nya akan meng­a­wal kasus ini sam­pai tun­tas.

“Kami tak akan biark­an jur­na­lis, apa­la­gi per­em­pu­an, ditek­an atau diin­ti­mi­da­si. Hukum harus ber­pi­hak pada korb­an,” ujar­nya.

Di tengah tekan­an dan fit­nah yang datang dari ber­ba­gai arah, Ilmi­a­tun menya­tak­an tetap setia pada pro­fe­si­nya seba­gai war­ta­wa­ti.

“Diam buk­an pilih­an. Jika kita diam, maka mere­ka yang ber­bu­at salah akan mera­sa benar. Saya hanya ingin beker­ja dengan tenang, tan­pa dihan­curk­an oleh fit­nah atau keke­ras­an,” pung­kas­nya.

(iTO)

bachtiar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *