Klinik Universal Medicine Makassar Diduga Tidak Memiliki BPOM

Klinik Universal Medicine Makassar Diduga Tidak Memiliki BPOM

Makassar,sudutpandangrakyat.com-Kakak kan­dung HR yang ber­na­ma Ram­li Idris datang di kan­tor DPP Lam Gem­pa Indo­ne­sia memin­ta per­lin­dung­an hukum ter­ha­dap per­is­ti­wa yang menim­pa diri adik­nya yang ber­na­ma Hj Ras­ni Idris dima­na adik­nya ada­lah war­ga Pro­vin­si Sula­we­si Tengah ( Palu ) datang ber­o­bat di Kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne yang ber­a­la­mat di per­u­mah­an Bukit Baru­ga Jl.Baturaja 1 No.8,Kel Antang Makas­sar.

Dije­lask­an Ami­ru­ddin SH.Kareng Ting­gi bah­wa, keda­tang­an Ram­li Idris salah seo­rang War­ta­w­an media Glo­bal New kekan­tor DPP Lsm Gem­pa Indo­ne­sia dan mem­ba­wa obat her­bal milik Uni­ver­sal Medi­ci­ne dengan har­ga Rp 5.000.000.00; ( Lima juta rupi­ah) yang dibe­rik­an kepa­da adik­nya sela­ku pasi­en dite­mui lang­sung oleh Amiruddin.SH Kareng Ting­gi.

Hal ini pihak awak media memin­ta kon­fir­ma­si lewat Wha­tsApp kepa­da pim­pin­an Kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne ter­ka­it obat yang dibe­rik­an pasi­en­nya namun pihak Uni­ver­sal Medi­ci­ne mem­blo­kir nomor hand­pho­ne awak media.

Kare­na pihak Kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne tidak bisa di konfirmasi,maka Ketua DPP LSM Gem­pa Indo­ne­sia meng­hu­bu­ngi pihak apa­rat pene­gak hukum Polres Tabes Makas­sar untuk menyam­pa­ik­an bah­wa ada kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne di wila­yah hukum bapak didu­ga salah mem­be­ri obat ter­ha­dap pasi­en­nya dan didu­ga obat her­bal ter­se­but tidak ter­da­pat di BPOM .

Lan­jut Ami­ru­ddin bah­wa Pasi­en yang ber­na­ma Hj Ras­ni Idris yang ber­o­bat di Kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne saat meng­kon­sum­si obat yang dipe­ro­leh dari Uni­ver­sal Medi­ci­ne, bukan­nya men­da­pat kha­si­at yang dapat menyem­buhk­an penya­kit yang dide­ri­ta­nya namun meng­a­la­mi tam­bah parah bahk­an drop.

Ditam­bahk­an lagi oleh Ketua DPP Lsm Gem­pa Indo­ne­sia bah­wa , Obat Keras ada­lah sedi­a­an far­ma­si sesu­ai pasal 1 UU No.36 tahun 2009 ten­tang Kese­hat­an, pada

obat keras hanya dapat dipe­ro­leh dengan meng­gu­nak­an resep dok­ter di sara­na pela­yan­an kesehatan/kefarmasian yang res­mi dan ber­i­zin (Apo­tek, Kli­nik, Insta­la­si Far­ma­si Rumah Sakit, Pus­kes­mas)

Pela­ku Usa­ha dila­rang mendistribusikan/menjual/menyerahkan Obat Keras di sara­na seper­ti : Toko Obat, Toko Kelon­tong, Mini­mar­ket, Super­mar­ket, kare­na per­bu­at­an ter­se­but melang­gar per­a­tur­an per­un­dang-undang­an di bidang obat dan dike­nak­an sank­si namun obat her­bal yang dibe­rik­an kepa­da Hj.Rasni Pasi­en Kli­nik Uni­ver­sal Medi­ci­ne didu­ga tidak ter­daf­tar di BPOM.

Lan­jut Kara­eng Ting­gi bah­wa, Undang- dalam Pasal 108 dipi­da­na dengan pida­na den­da paling banyak Rp100.000.000,00 (sera­tus juta rupi­ah).”

Pasal 108 (1) Prak­tik kefar­ma­si­an yang meli­pu­ti pem­bu­at­an ter­ma­suk pengen­da­li­an mutu sedi­a­an far­ma­si, penga­man­an, penga­da­an, penyim­pan­an dan pen­dis­tri­bu­si­an obat, pela­yan­an obat atas resep dok­ter, pela­yan­an infor­ma­si obat ser­ta pengem­bang­an obat, bah­an obat dan obat tra­di­sio­nal harus dila­kuk­an oleh tena­ga kese­hat­an yang mem­pu­nyai keah­li­an dan kewe­nang­an sesu­ai dengan keten­tu­an per­a­tur­an per­un­dang-undang­an.

Keten­tu­an meng­e­nai pelak­sa­na­an prak­tik kefar­ma­si­an seba­gai­ma­na dimak­sud pada ayat (1) dite­tapk­an dengan Per­a­tur­an Tutup­nya.

bachtiar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *