Gudang PT Hiu Delapan-Delapan di Takalar Diduga Terlibat Produksi Sirip Hiu

Gudang PT Hiu Delapan-Delapan di Takalar Diduga Terlibat Produksi Sirip Hiu
Oplus_0

TAKALAR | SUDUTPANDANGRAKYAT.COM – Sebu­ah inves­ti­ga­si men­da­lam yang dila­kuk­an oleh tim media meng­ung­kap duga­an prak­tik ile­gal di sebu­ah gudang yang ber­lo­ka­si di Desa Bon­to­la­nra, Keca­mat­an Gale­song Uta­ra, Kabu­pa­ten Taka­lar 4/12/2025.

Gudang yang dii­den­ti­fi­ka­si seba­gai milik PT. Hiu Delap­an-Delap­an, didu­ga kuat ter­li­bat dalam pro­duk­si satwa yang dilin­du­ngi, ter­ma­suk sirip hiu, yang jelas melang­gar hukum nasio­nal.

Inves­ti­ga­si ini ber­mu­la dari infor­ma­si yang ber­e­dar di masya­ra­kat ten­tang akti­vi­tas men­cu­ri­gak­an di loka­si ter­se­but. Tim media kemu­di­an mela­kuk­an pene­lu­sur­an lang­sung ke lapang­an untuk memve­ri­fi­ka­si kebe­nar­an infor­ma­si ter­se­but.

Hasil inves­ti­ga­si meng­ung­kap ada­nya indi­ka­si kuat bah­wa gudang ter­se­but mela­kuk­an pro­duk­si ber­ba­gai jenis ikan hiu, ter­ma­suk spe­si­es yang dilin­du­ngi seper­ti hiu paus (Rhin­co­don typus). Hiu paus meru­pak­an spe­si­es yang dilin­du­ngi ber­da­sark­an Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 ten­tang Kon­se­rva­si Sum­ber Daya Alam Haya­ti dan Eko­sis­tem­nya, ser­ta Per­a­tur­an Peme­rin­tah Nomor 7 Tahun 2018 ten­tang Per­lin­dung­an Satwa Liar.

Seo­rang penga­was peker­ja di gudang, yang ber­na­ma Raka, meng­a­kui bah­wa mere­ka memp­ro­duk­si ber­a­gam jenis ikan hiu. Ia juga meng­kla­im memi­li­ki izin dari Dinas Kela­ut­an dan mem­ba­yar pajak. Namun, kla­im izin ter­se­but dira­guk­an, meng­i­ngat salah satu spe­si­es yang didu­ga dip­ro­ses ada­lah hiu paus, yang ter­ma­suk dalam daf­tar larang­an paling ketat.

Saat tim media tiba di loka­si untuk mela­kuk­an veri­fi­ka­si Senin ( 29/11/2025) seo­rang pelak­sa­na di gudang ber­na­ma Adri­an­to menun­jukk­an sikap yang tidak koo­pe­ra­tif. Ia bahk­an menan­tang tim media dengan mem­per­ta­nyak­an kapa­si­tas mere­ka untuk meli­hat izin ope­ra­sio­nal gudang ter­se­but.

Inves­ti­ga­si lebih lan­jut meng­ung­kap bah­wa pro­duk uta­ma yang didu­ga dip­ro­duk­si ada­lah sirip hiu, yang meru­pak­an bagi­an tubuh yang paling ber­har­ga dan sering men­ja­di incar­an per­da­gang­an ile­gal di pasar lokal mau­pun inter­na­sio­nal. Sela­in ikan hiu  yang ter­an­cam punah aki­bat per­bu­ru­an liar ter­ma­suk Hiu Putih, Hiu Mar­til, dan Hiu Abu-abu, yang semu­a­nya juga dilin­du­ngi oleh undang-undang yang sama.

Per­da­gang­an sirip hiu yang dilin­du­ngi meru­pak­an masa­lah seri­us yang tidak bisa dia­ba­ik­an. Ber­da­sark­an keten­tu­an UU No. 5/1990, pela­ku dapat dike­nai pida­na pen­ja­ra paling lama 5 tahun dan den­da mak­si­mal Rp 100 juta.

Sum­ber ter­per­ca­ya meng­ung­kapk­an bah­wa pemi­lik gudang ber­na­ma Haji Fahri yang ting­gal di Makas­sar didu­ga memi­li­ki hubung­an dengan oknum ang­go­ta apa­rat kepo­li­si­an dari Polda Sula­we­si Selat­an. Hal ini menim­bulk­an kekha­wa­tir­an seri­us ten­tang ada­nya jaring­an ile­gal yang mere­sap jauh ke dalam lem­ba­ga pene­gak hukum.

Tim media menun­tut peme­rin­tah dan Aso­si­a­si Per­i­kan­an Hulu (APH) untuk sege­ra meng­am­bil tin­dak­an tegas ter­ha­dap per­so­al­an ini. Tim media juga menye­ruk­an kepa­da masya­ra­kat untuk terus meng­a­wa­si dan mela­pork­an sega­la ben­tuk akti­vi­tas ile­gal yang meng­an­cam keles­ta­ri­an satwa liar di Indo­ne­sia.

Pihak Kepo­li­si­an Gale­song Uta­ra dan Kasat Resk­rim Taka­lar didu­ga tutup mata dan senga­ja senga­ja mela­kuk­an pem­bi­ar­an ada­nya kegi­at­an ile­gal ter­se­but diwi­la­yah kab taka­lar.

Media ini tetap mem­be­rik­an ruang Hak Kla­ri­fi­ka­si atas Pem­be­ri­ta­an yang telah kami pubh­lis demi men­ja­ga netra­li­tas ser­ta kebe­rim­bang­an infor­ma­si kepa­da masya­ra­kat luas.

Redaksi Sudut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *