Baru baru ini viral diberitakan terkait Bobroknya pelayanan di RS Syekh Yusuf Kabupaten Gowa namun itu tetap dianggap hal biasa

Gowa,sudutpandangrakyat.com — Seperti yang dialami salahsatu Ibu Rumah Tangga initial Li (25) warga jalan Pallantikang Kelurahan Katangka, Kecamatan Sombaopu, Gowa pada hari Rabu, (27/09/23) siang.
Pasalnya Pelayanan tersebut masih saja terulang kembali, Li menceritakan kronologis awalnya Anaknya sedang sakit jadi dirinya membawa langsung ke RS ini (Syekh Yusuf-Pen) namun sampai di Rumah Sakit bukannya dilayani dengan sesuai Protap atau slogan Pelayanan RS tersebut dengan Baik.
“Awalnya anak saya kasihan sakit dirumah, namun karena muntah muntah dan tidak berhenti muntah jadi saya langsung antar ke Rumah Sakit ini, alih alih bisa dapat cepat tertangani.” Ujarnya sedih saat ditemui di Ruang IGD RS. Syekh Yusuf Gowa, Rabu.(27/09/23)
Lanjut Ibu Muda ini menyayagkan karena Anaknya baru diberi Infus pasca setelah beberapa menit beradu argumen dengan Petugas di Rumah Sakit akibat Adminitrasi atau Berkas nya ada yang tidak lengkap (Kk, Suket dari Kelurahan (SKTM) itu yang mereka punya ).
“Namun alih alih anaknya cepat dirawat malah salahsatu perawat atau dokter meminta dulu berkas nya agar dilengkapi (KIS) termasuk yang dipertanyakan.“paparnya
Karena Ibu ini tidak punya KIS karena pindahan dari Makassar berkasnya juga belum ada hanya berdasarkan KK dan KTP Kabupaten Gowa yang mereka miliki tapi pihak RS (IGD) tidak mau tahu bahkan seakan tidak memerlukan berkas tersebut.
“Iyye katanya saya punya berkas bukan yang ini diminta (SKTM) tapi perlu dilengkapi ada KIS atau tidak kalo tidak maka terpaksa Pasien (anakku) dikasi masuk perawatan Umum (Berbayar)” bebernya lagi menjelaskan.
Hal ini demi menjaga upaya pemerintah menunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka seyogyanya sudah di atur dalam berbagai aspek perundangan-undangan seperti yang tertuang dalam pasal 190 ayat 1.
Setiap tenaga kesehatan berhak memberikan pelayanan yang maksimal bagi setiap pasien yang membutuhkannya.
Namun sangatlah di sayangkan masih ada saja pelayanan kesehatan yang kurang maksimal dalam melakukan tindakan medis bagi pasien yang dianggap darurat.
Dikatakan bahwa setelah didaftarkan sebagai pasien umum, pasien kemudian mendapatkan tindakan dari pihak rumah sakit.
“Setelah beradu argumen dengan Petugas di Rumah Sakit, akibat Adminitrasi atau Berkas yang tidak lengkap baru pasien dilayani” keluhnya.
Dia juga menyarankan agar pelayanan publik harusnya dengan hati dan perasaan. Pelayanan ke pasien harus dengan etika.
Lebih-lebih yang dilayani warga tidak mampu alias miskin.
Pasien tersebut pasti akan merasakan dampak psikologis akibat diperlakukan kurang etis oleh petugas medis.
“Seharusnya pasien dilayani dengan penuh etika, karena bagaimanapun warga miskin ini juga manusia, punya hati dan perasaan yang bisa tertekan,” ujar salah satu Keluarga Pasien kemedia ini, Kamis.(28/09/23).
Dari hasil temuan Redaksi dilapangan dugaan kisruh terkait pelayanan di RS. Syekh Yusuf yang baru baru viral yang membuat beberapa rentetan kasus ditemukan , apakah karena perawat yang saat ini masih belum mendapatan haknya atau sudah hingga pelayanan masih saja terulang itu masih tanda tanya (PR) buat Kami selaku Pewarta,